Sebuah Blog pendidikan yang berisikan berita tentang edukasi baik di SMPN 3 Cimalaka, Dinas Pendidikan Sumedang maupun Pendidikan Indonesia

Rabu, 06 Maret 2024

ASAL-USUL SITU BURAHOL

 



Sumedang - Situ Burahol merupakan nama sebuah Situ (danau kecil/rawa) yang berada di Dusun Rahayu Desa Trunamanggala, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Nama tersebut diambil dari nama pohon atau tumbuhan yang pernah hidup di Situ tesebut. Untuk mempermudah penyebutan namanya, maka Situ tersebut dinamakan Situ Burahol karena situ tersebut banyak tumbuh pohon Kepel atau Burahol. Namun, kata ‘Burahol’ dikebanyakan masyarakat Sunda, sering diidentikan dengan mengeluarkan payudara.

Burahol atau kepel sebenarnya adalah nama pohon yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan Kepel atau Burahol (Stelechocarpus burahol) adalah pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogayakarta. Buah kepel digemari puteri kraton-kraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam.

Pohon Kepel atau Burahol


Pohon Kepel ayau Burahol merupakan pohon tegak, tidak merontokkan daun secara serentak, tingginya mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing ke atas (seperti cemara) dengan percabangan mendatar atau agak mendatar. Diameter batang utamanya mencapai 40 cm, berwarna coklat-kelabu tua sampai hitam, yang secara khas tertutup oleh banyak benjolan yang besar-besar.

Daunnya berbentuk lonjong-jorong sampai bundar-telur/bentuk lanset, berukuran (12-27)cm × (5-9)cm, berwarna hijau gelap, tidak berbulu, merontal tipis; tangkai daunnya mencapai 1,5 cm panjangnya. Bunganya berkelamin tunggal, mula-mula berwarna hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan di batang; bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, diameternya mencapai 1 cm; bunga betinanya hanya berada di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm. Buahnya dengan 1-13 lembar daun buah bertipe mirip buah buni (berrylike ripe carpels), panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; daun buah yang matang hampir bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya 5–6 cm, perikarpnya berwarna coklat, berisi sari buah, dapat dimakan. Bijinya berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir, panjangnya sekitar 3 cm, berat segar 62-105 g, serta bagiann yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat buah segar.


Kepel tumbuh liar pada tanah lembap dan dalam, di hutan-hutan sekunder di Jawa. Dibudidayakan sebagai pohon buah pada ketinggian mencapai 600 m dpl., dan mau berbuah di Queensland. Jenis ini dapat tumbuh baik di sela-sela rumpun bambu, yang di tempat itu pohon-pohon lain tidak mampu bersaing.

Manfaat Buah Kepel atau Burahol


Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa, penggunaannya secara tradisional terbatas di Kesultanan Yogyakarta. Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga; batangnya yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan tahan lebih dari 50 tahun.

Kepel merupakan tanaman hias pohon yang indah, daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan sebelum berubah lagi menjadi hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara sistematik, dan sifatnya yang kauliflor (cauliflory) menambah keindahannya.

Budidaya Buah Kepel atau Burahol


Kepel umumnya diperbanyak dari biji yang diambil dari buah matang dan disemaikan secepatnya. Penyetekan dan pencangkokan sudah pernah dicoba, tetapi tidak berhasil. Benihnya dibersihkan dengan jalan dicuci dan dikeringkan di tempat teduh. Sebelum disemai benih diskarifikasi, tetapi perkecambahannya masih memerlukan waktu beberapa bulan. Lambat-laun persentase perkecambahannya tinggi juga. Perkecambahannya hipogeal, akar tunggangnya membengkak dan tidak bercabang untuk beberapa waktu. Mula-mula semai itu tumbuh lambat. Pada saat semai berdaun 3-5 helai, dipindahtanamkan ke dalam pot. Ketika tingginya mencapai 0,5-1,0 m bibit dipindahtanamkan ke lapangan dengan jarak tanam 6-8 meter. Fase yuwananya (vegetative phase, juvenile phase) berlangsung selama 6-9 tahun.

 

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kepel


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates