Sumedang - Situ Burahol merupakan nama sebuah Situ (danau kecil/rawa) yang berada di Dusun Rahayu Desa
Trunamanggala, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Nama tersebut diambil dari nama pohon atau tumbuhan yang
pernah hidup di Situ tesebut. Untuk mempermudah penyebutan namanya, maka Situ
tersebut dinamakan Situ Burahol
karena situ tersebut banyak tumbuh pohon Kepel atau Burahol. Namun, kata
‘Burahol’ dikebanyakan masyarakat
Sunda, sering diidentikan dengan mengeluarkan
payudara.
Burahol
atau kepel sebenarnya adalah nama pohon yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan Kepel atau
Burahol (Stelechocarpus burahol) adalah pohon penghasil buah hidangan meja
yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogayakarta. Buah
kepel digemari puteri kraton-kraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi
dan membuat air seni tidak berbau tajam.
Pohon Kepel atau Burahol
Pohon Kepel ayau Burahol merupakan pohon tegak, tidak merontokkan daun secara
serentak, tingginya mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing
ke atas (seperti cemara) dengan percabangan mendatar atau agak mendatar.
Diameter batang utamanya mencapai 40 cm, berwarna coklat-kelabu tua sampai
hitam, yang secara khas tertutup oleh banyak benjolan yang besar-besar.
Daunnya
berbentuk lonjong-jorong sampai bundar-telur/bentuk lanset, berukuran (12-27)cm
× (5-9)cm, berwarna hijau gelap, tidak berbulu, merontal tipis; tangkai daunnya
mencapai 1,5 cm panjangnya. Bunganya berkelamin tunggal, mula-mula berwarna
hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan
di batang; bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang
yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, diameternya mencapai 1 cm;
bunga betinanya hanya berada di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm.
Buahnya dengan 1-13 lembar daun buah bertipe mirip buah buni (berrylike ripe
carpels), panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; daun buah yang matang hampir
bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya 5–6 cm, perikarpnya
berwarna coklat, berisi sari buah, dapat dimakan. Bijinya berbentuk menjorong,
berjumlah 4-6 butir, panjangnya sekitar 3 cm, berat segar 62-105 g, serta
bagiann yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat buah segar.
Kepel
tumbuh liar pada tanah lembap dan dalam, di hutan-hutan sekunder di Jawa.
Dibudidayakan sebagai pohon buah pada ketinggian mencapai 600 m dpl., dan mau
berbuah di Queensland. Jenis ini dapat tumbuh baik di sela-sela rumpun bambu,
yang di tempat itu pohon-pohon lain tidak mampu bersaing.
Manfaat Buah Kepel atau
Burahol
Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa dagingnya
yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti
bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni,
keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai
peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara)
pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan digunakan sebagai
parfum dan alat KB; di Jawa, penggunaannya secara tradisional terbatas di
Kesultanan Yogyakarta. Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga; batangnya
yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam air, digunakan untuk bahan
bangunan rumah dan diberitakan tahan lebih dari 50 tahun.
Kepel merupakan tanaman hias pohon yang indah, daunnya yang muncul secara
serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan sebelum berubah
lagi menjadi hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau
piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara sistematik, dan
sifatnya yang kauliflor (cauliflory)
menambah keindahannya.
Budidaya Buah Kepel atau
Burahol
Kepel umumnya diperbanyak dari biji yang diambil dari buah matang dan
disemaikan secepatnya. Penyetekan dan pencangkokan sudah pernah dicoba, tetapi
tidak berhasil. Benihnya dibersihkan dengan jalan dicuci dan dikeringkan di
tempat teduh. Sebelum disemai benih diskarifikasi, tetapi perkecambahannya
masih memerlukan waktu beberapa bulan. Lambat-laun persentase perkecambahannya
tinggi juga. Perkecambahannya hipogeal, akar tunggangnya membengkak dan tidak
bercabang untuk beberapa waktu. Mula-mula semai itu tumbuh lambat. Pada saat
semai berdaun 3-5 helai, dipindahtanamkan ke dalam pot. Ketika tingginya
mencapai 0,5-1,0 m bibit dipindahtanamkan ke lapangan dengan jarak tanam 6-8
meter. Fase yuwananya (vegetative phase, juvenile phase)
berlangsung selama 6-9 tahun.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kepel
0 komentar:
Posting Komentar